BUDAYA KAJIAN KITAB KUNING DI DESA MUTIH KULON
Mutih Kulon - Islam mewajibkan pemeluknya untuk mencari ilmu termasuk belajar ilmu agama agar benar dalam beribadah dan bertindak. Belajar ilmu agama harus terus dilakukan kapanpun dan dimanapun. Salah satunya adalah dengan mengaji kitab kuning.
Hal ini menjadi salah satu alasan Kyai Rosikh Ilmi selaku tokoh agama di desa Mutih Kulon yang menginisiasi kegiatan mengaji kitab kuning. Kegiatan ini diadakan secara rutin setelah maghrib di kediaman kyai Rosikh Ilmi. Pembelajaran kitab kuning ini memiliki jadwal dalam pengkajian kitabnya dengan cara setiap dua hari sekali kitab yang dipelajari berbeda. Tetapi pada bulan Ramadhan lalu, mengalami perubahan karena beliau melihat para santri begitu antusias mengikuti kajian kitab kuning.
“Kitab ini meneruskan Ramadhan kemarin, sengaja tidak kami khatamkan dengan tujuan agar anak-anak merasa penasaran dan mau melanjutkan kegiatan mengaji setelah Ramadhan selesai. Sebelumnya dalam waktu 6 hari kitabnya selalu berganti-ganti, dua hari ganti termasuk diantaranya kitab Ta’limul Muta’allim sebagai adabnya kitab, adabnya santri dan Fikih dasar menggunakan kitab Durorul Bahiyah,” kata Kyai Rosikh Ilmi
Kegiatan mengaji rutinan ini diikuti oleh para pemuda dari tingkatan MI sampai MA sekitar desa Mutih Kulon. Kebanyakan dari mereka mengikuti pembelajaran kajian dengan kemauan mereka sendiri tanpa adanya dorongan dari orang tua. Cara ini dianggap efektif mengingat pada masa seperti sekarang ini kepedulian orang tua terhadap pendidikan ilmu agama anak semakin menurun. Menurut beliau jika mengajak anak mengikuti kajian terlebih dahulu, kemudian orang tua merasakan perubahan sikap yang diperlihatkan si anak, mereka akan menyadari bahwa kajian kitab kuning menjadi sangat penting untuk meningkatkan ilmu agama.
Para santri banyak yang tergerak hatinya untuk mengikuti kajian kitab kuning di kediaman Kyai Rosikh Ilmi. Mereka dapat merasakan langsung manfaat dari mengikuti kajian kitab kuning. Selain memperoleh segudang ilmu dan wawasan keagamaan, mereka dapat mengakrabkan diri dengan para santri lainnya dari berbagai kalangan.
Kajian kitab kuning ini sudah menjadi salah satu budaya di Mutih Kulon untuk mencetak generasi yang religius serta menjunjung tinggi adab. Kyai Rosikh Ilmi ingin tetap ada kajian kitab kuning khususnya pada hari-hari biasa agar semangat mengaji seperti ini terus membara di setiap generasi. Meskipun sudah memasuki era digital yang penuh akan tantangan perkembangan zaman, budaya seperti ini masih tetap dilestarikan.