KKN-IK IAIN KUDUS LAKUKAN OBSERVASI WISATA ROCIUT DESA MUTIH KULON
Mutih Kulon – Wisata Rociut atau Rowo Ciut merupakan destinasi wisata yang terletak di area Persawahan Desa Mutih Kulon, Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Letaknya sebelah barat dari permukiman warga desa Mutih Kulon membuat masyarakat tidak tahu akan potensi wisata di desa Mutih Kulon, seperti Rowo Ciut ini.
Pada Sabtu (25/9) peserta KKN IAIN kudus melakukan observasi dengan dipandu oleh Fathul Qorib, pemilik salah satu tambak garam. Observasi dimulai dengan menyusuri rawa menggunakan perahu dilanjutkan dengan mengunjungi lahan tambak garam milik beliau. Para peserta observasi juga disuguhkan dengan keindahan dari kawasan hutan mangrove dan belajar cara pembuatan garam.
Untuk menuju ke lokasi wisata peserta hanya bisa menggunakan kendaraan roda dua karena akses jalan yang masih sempit dan hanya dapat dilewati satu kendaraan saja. Dengan membutuhkan waktu kurang lebih 6 menit untuk menuju ke lokasi wisata. Dalam menikmati wisatanya dengan menaiki perahu. Sepanjang perjalanan para peserta disajikan dengan pemandangan tambak garam yang terbentang di samping kiri dan kanan. selain itu diakhir perjalanan juga terdapat keasrian tumbuhan bakau ditambah dengan ekosistem yang masih terjaga.
Di tengah perjalanan Fathul Qorib mengajak peserta singgah ke sebuah wisata taman bakau yang sudah lama terbengkalai. Masih terdapat hiasan yang digunakan untuk berswa foto dibeberapa titik. Lantai kayu yang digunakan untuk mengintari taman bakau terlihat sudah lapuk. Terdapat juga sebuah balkon rapuh ditengah taman yang biasa digunakan untuk tempat wisatawan beristirahat. Sayangnya kurangnya pengelolaan membuat semua fasilitas yang ada tidak terawat.
“Dulunya wisata mangrove ini sudah pernah dikelola oleh PMI dan pemuda desa Babalan namun hanya bertahan satu tahun saja, dikarenakan SDM-nya yang kurang memadai”. Ungkap Fathul Qorib,
Sedangkan pada lahan tambak garam para peserta observasi mendapat pengalaman proses pembuatan garam seperti memanen garam langsung dari tempatnya. Dimulai dengan pengisian lahan dengan air laut, pengerukan garam yang sudah siap panen hingga pengumpulan garam yang disiapkan untuk musin hujan dimana tidak banyak cahaya matahari yang muncul. Bukan hanya itu mereka juga melihat bagaimana garam dipanen dan didistribusikan ke pengepul. Sedangkan pada pinggiran rawa para peserta melakukan penanaman bakau.